Jikalau mentari beranjak tua
Dan hari menampar dengan duka,
Maka biarkanlah ia membenam pergi
Jikalau menetes sudah airmata
Dan berkumpul sanak keluarga,
Maka mulyakanlah ia sang Maha Tinggi.
Sebab kita tak lebih dari pasir
Dalam gemuruh ombak kehidupan
Yang sesekali terangkat kepermukaan,
Sesekali terhempas ketepian,
Sesekali lagi hilang ditelan kegelapan malam
Sebab kita tak lebih dari darah dan daging
Yang hidup atas belas-kasihnya,
Karena tak ada yang lebih berbahagia
Dari mereka yang dipanggil
Pulang kepangkuan Pencipta Damai
Dengarkanlah:
Adakah keindahan yg lebih mulia dari kehidupan?
Adakah kebahagiaan yg lebih hakiki dari kedamaian?
Adakah kedamaian yg lebih abadi dari kematian?
by: anarchian via kaskus
Jumat, 22 Juli 2011
Selasa, 19 Juli 2011
Renungan Patah Hati
Untuk engkau yang sedang patah hati;
Pedih di hatimu itu,
walau serasa akan mencabut nyawamu,
sesungguhnya ia membuka keindahan
sisi kehidupan yang tak mungkin kau kenal
jika engkau tak pernah jatuh cinta.
Sesungguhnya,
Lebih baik jatuh cinta dan patah hati,
daripada tak pernah mengenal cinta.
Semakin engkau terluka,
semakin besar kemampuanmu
untuk memuliakan belahan jiwa
yang sedang disiapkan oleh Tuhan.
Aamiin
~ Mario Teguh
Pedih di hatimu itu,
walau serasa akan mencabut nyawamu,
sesungguhnya ia membuka keindahan
sisi kehidupan yang tak mungkin kau kenal
jika engkau tak pernah jatuh cinta.
Sesungguhnya,
Lebih baik jatuh cinta dan patah hati,
daripada tak pernah mengenal cinta.
Semakin engkau terluka,
semakin besar kemampuanmu
untuk memuliakan belahan jiwa
yang sedang disiapkan oleh Tuhan.
Aamiin
~ Mario Teguh
Selasa, 12 Juli 2011
Jangan Buang Aku Ibu
Ibu..
Aku menangis berselimut waktu..
Ketika tiada kurasa dekapan indahmu..
Aku tak mengerti tatapanmu saat itu..
Yang kurasa hanya damai didekapmu..
Namun Mengapa Ibu?..
Mengapa senyummu semakin menjauh?,
Ketika engkau letakkan aku diujung jalan itu..
Aku tak mengerti ibu..Salahkah aku didekapmu??
Aku tak faham ibu,Makhluk jahat apa yang rasuki engkau ketika itu..
Hingga tega tinggalkan aku dan tangisku..
Ibu..
Taukah engkau saat ini kurindukan dirimu??
Dimanakah senyum yang didapat oleh anak-anak sebayaku??
Apakah aku tak pantas berada didekatmu??
Merasakan sentuhan Nyata dari tiap tetes Jiwamu??
Ibu..
Dengarlah Rintihan rinduku..
Walau aku tak sempat mengingat wajah indahmu..
Aku bahagia,Tuhan telah izinkan aku lahir dari rahim Syurgamu..
Ibu..
Walau aku tak sempat bahagikan engkau dengan nafasku..
izinkan Aku bahagiakan Engkau dengan Irama Doaku..
Dimanapun engkau saat ini..Dengarlah irama syahduku..
Tetesan jiwa seorang anak yang takkan henti merindukanmu..
Ibu..
(Menatap Haru)
puisi di atas dicopy dari facebook
Langganan:
Postingan (Atom)